nusakini.com - Komisi IV DPR-RI melakukan serangkaian kunjungan kerja ke Maluku Utara.  Salah satunya memantau perkembangan hortikultura, utamanya komoditas pisang di Halmahera Barat (Halbar).

"Saya meninjau langsung pertanaman di sini. Sangat luas, sebesar 62 persen pisang Maluku Utara berada di Halbar dan 29 persen di Halsel" ungkap Michael Wattimena, Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI saat Deklarasi Petani Sebagai Profesi Unggulan dan Kampanye Kedaulatan Pangan Lokal, di Jailolo, Minggu (29/4/2018).

"Pisang jenis mulu bebe yang dominan, disamping ada pisang raja, pisang tanduk api, pisang sepatu, dan lainnya tumbuh subur di sini" ujar Wattimena.

"Pisang mulu bebe agar menjadi komoditas unggulan daerah yang siap masuk di pasar lokal maupun ekspor" ungkapnya.

"Kita mendorong agar pisang terus dikembangkan di sini, juga agar dikembangkan jeruk siem dan durian sehingga kesejahteraan petani meningkat. Petani di Maluku, Maluku Utara dan wilayah timur lainnya harus lebih sejahtera" tegasnya.  

"Saya apresiasi Mentan Andi Amran Sulaiman, telah berhasil ekspor pisang 18 ribu ton dan tidak ada impor" lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Suwandi saat mendampingi kunjungan kerja tersebut, mengatakan "iya secara nasional,  tahun 2017 luas pisang ada 90 ribu hektar dan produksinya 7.1 juta ton. Sejak 2015 tidak impor dan bahkan telah ekspor"

"Pada 2017 telah ekspor 18 ribu ton senilai Rp 120 miliar ke China, Malaysia, Jepang, Korea,  Singapura, Emirat Arab, Oman dan lainnya. Tahun 2018 ini diharapkan ekspornya naik lagi" jelas Wandi panggilan akrab Suwandi.

"Mendorong ekspor dan pengendalian  impor ini sesuai arahan Mentan Andi Amran Sulaiman, produk kita harus berdaya saing, menghasilkan devisa dan sejahterakan petani" papar Wandi.

"Kita terus mengembangkan sentra sentra hortikultura yang unggul dan bernilai ekonomi.  Pendekatannya kawasan, bisa buah-buahan maupun sayuran. Selain pisang di Halbar, juga telah dikembangkan Jeruk Siem di Tidore Kepulauan, Kepulauan Sula dan Halmahera Tengah. Juga Mangga di Tidore Kepulauan dan Durian di Morotai" lanjutnya.

Bupati Halbar Danny Missy, SE, MM mengatakan "Halbar siap mengembangkan komoditas unggulan pisang hulu bebe, kentang, kol, wortel, disamping jagung dan cengkeh.

"Untuk perluasan pisang mulu bebe sebentar selesai proses sertifikasi dan mendongkrak perbenihannya.  Ini mensejahterakan petani" jelasnya.

Sementara itu Arnold, pemuda tani  Desa Gamnyial Kecamatan Sahu Timur, Halbar  "terima kasih dikunjungi Pak Michael Wattimena, beliau sering turun ke lapangan, memberi dukungan kami untuk lebih giat".  

"Petani itu lebih beruntung, tergantung mengelolanya.  Banyak sumber pendapatan dari pisang, padi, dan lainnya. Sudah 20 tahun bertani  tanam 1.370 pohon pisang dan targetnya 10.000 pohon. Disini pola berkelompok 12 orang. Hasilnya dibeli dibo dibo (pedagang) jadi tidak sulit jualnya.  Lumayan sekitar Rp 5 juta perbulan bisa untuk hidup sehari hari dan sekolah anak" pungkasnya. (p/ma)